Bersepeda dari Bandung ke Cibubur


Bike route 768253 - powered by Bikemap 

Sabtu, 30 Oktober 2010 .. Bandung-Cibubur via Jonggol goes sendirian..

Seringkali orang sukar untuk keluar dari "comfort zone" dalam kehidupan. Ntah keenakan berkendara mobil atau motor (dengan  alasan kepraktisan, ga cape, irit waktu dll). Dan banyak manusia lupa akan hebatnya ciptaan Tuhan YME yang mendesain tubuh manusia dengan otak yang kuat dalam berpikir dan teguh berkeputusan, tubuh yang mampu diajak kerja dengan effisiensi tinggi.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menceritakan perjalanan bersepeda tunggal yang dilakukan sehari penuh dengan rute Bandung ke kota Cibubur yang mengambil rute 137 km. Perjalanan ini merupakan perjalan akhir dari acara main2 sepeda di kota Bandung sembari melakukan serangkaian kunjungan "kerja" dikota Bandung.

Wisma PMI Bandung :  tempat penginapan buat backpacker sepeda dikota bandung.
Perjalanan di mulai dari Wisma PMI daerah Jabar yang berlokasi di Jalan Hj. Ir. Juanda. Wisma PMI yang memberikan kesederhanaan dalam bermalam (tarif satu malamnya di bawah Rp 100.000,-), serta kemudahan  bagi pengguna sepeda untuk "membawa sepeda" kekamar masing2. Seringkali pemilik hotel keberatan bila tamu membawa sepeda, ntah dari alasan mengurangi estetika, bikin kotor, dianggap "kere", hingga diperlakukan diskriminatif.

Singkat cerita penulis berangkat bersepeda pukul 5.30 dari gerbang Wisma PMI Jabar. Perjalanan dilalui dengan udara cerah, temperatur berkisar 26 deg C. Perjalanan dilakukan dengan melintasi jalan2 besar di Bandung bagian utara  (Jl Juanda, Cihampelas, Pasteur). Sempat berhenti makan pagi di warung bubur ayam Pak Ajun  di jalan Pasteur untuk mengisi tenaga sebelum bertempur.

Setelah itu perjalanan dilanjutkan melintasi kota Cimahi melalui Jl. Gunung Batu. Sempat berhenti didaerah Samsat Cimahi karena tas pannier yang berisi perlengkapan bersepeda bergesekan dengan roda belakang. Setelah setting ulang ketinggian tas pannier, acara goes dilanjutkan. Perjalanan Cimahi hingga Jalan raya Padalarang  dilewati dengan kecepatan rata-rata 25km/jam, berhubung profil jalan raya Padalarang arah Cianjur landai tanjakan- penuh turunan.  Perjalanan sempat diperlambat karena melewati simpang, pasar rakyat, dll. Penulis sempat berhenti istirahat di SPBU Al-Masoem untuk makan snack (coki coki, roti keset, pocari sweet), ke wc. Setelah istirahat 10 menit perjalanan dilanjutkan dengan belok kanan menuju arah curug.

Bertemu Offroader trail.
Perjalanan melewati cianjur jalur curug dilalui dengan jalan aspal yang sangat mulus. Sedikit kendaraan yang melewati daerah ini. Hal ini mungkin disebabkan karena jalur curug memang merupakan jalur alternatif Jakarta Bandung. dengan temperatur udara yang cukup sejuk 25C dan berawan, perjalanan terasa sangat ringan. Sekali perjalanan di temani oleh para pengendara motor trail. Rupanya cianjur merupakan surga bagi penggemar offroad motor cross. Selain daerah berbukit2, perkebunan yang sangat lebat pepohonan, udara pergunungan sejuk, menambah peredaran adernalin bagi crosser2 dari bandung, tasikmalaya, jakarta maupun sekitar cianjur untuk menjajak trek di  daerah perkebunan di pinggiran jalan. Khususnya daerah tanjakan Cariu, jalan aspal yang mulus mulai berganti dengan aspal yang tertutup lumpur akibat tanah lepasan dari roda motor trail.Sekali2 sempat terlihat sepeda motor ditarik oleh sepeda motor lainnya, ntah karena ketidak "fit" kondisi motor, atau ganasnya alam daerah crosser Cianjur menyebabkan banyak motor trail yang mengalami kerusakan.

Tanjakan Cariu dan Choki-Choki
Mungkin terkesan aneh kenapa tanjakan Cariu dihubungkan dengan Choki-choki coklat sedot anak kecil.Bermula dari kebiasaan penulis untuk mensuplai kebutuhan energi selama perjalanan bersepeda dengan cokelat. Cuma seringkali kondisi dijalan selama bersepeda yang serba panas   menyebabkan cokelat mudah sekali meleleh.Selain membuat kotor tas, tangan, seringkali coklat yang tak berbentuk ini menurunkan selera untuk makan cokelat. Alhasil sebelum 2 malam sebelum berangkat, sempat sorting ke supermarket di Bandung unutk mencari cokelat yang pas. Delphi, Tobleron, Cadbury --> uenak cuma paling cepet meleleh. Silver queen meski lebih tahan meleleh, cuma tetap bakal melunak selama perjalanan. Akhirnya mata tertuju pada Choki2. Teringat pas kecil sering banget "ngemut" choki2 sehabis pulang sekolah. Simple, meski rasa alla kadar (maklum cokelat harga murah untuk konsumsi anak kecil) dan bersih (di tangan , tas). Dengan plastik tube sepanjang 15 cm, hampir dipastikan cokelat yang meleleh tidak mengotori sekitarnya. Selain itu cukup peraktis selama acara menggoes -- cukup dihisap di mulut, sedangkan dua tangan ttp konsentrasi pada kemudi.
Selain itu choki2 tetap mempunyai fungsi lain, sebagai alat untuk berkomunikasi dengan adik2 SD (penulis bukan peodofilia loh). Selama prjalanan, tidak jarang melintasi sekolah2 di pinggiran jarang. Banyak sekali teman2 kecil SD yang sedang bermain di perkarangan sekolah, keluar ke gerbang sekolah pada saat melihat penulis menggoes sepeda, ntah bersorak sorai memberi semangat, atau say hello, bahkan ada yang ikut mengejar dari belakang. Dengan kekuatan kaki kecil, mereka berusaha mengimbangi laju sepeda yang sedang menanjak. Mungkin karena mereka sudah terbiasa dengan kondisi geografis di sekitar tanjakan Cariu, lari2 di sekitar tanjakan tidak membuat nafas mereka kembang kempis. Akhirnya saya turun dari sepeda setelah melakukan kayuhan di tanjakan selama 15 menit unutk istirahat. Sambil melihat 3 teman kecil, Kardi, Asep, dan Dadan/g (nama yang terakhir saya lupa Dadang ato Dadan) yang menghampiri saya. Dengan sigap saya kelurkan choki2 batangan yang tersisa 4 batang, saya bagikan mereka. Sambil sama2 menghisap choki2, ketiga teman kecil sempat bercerita. Kardi dan Asep adalah murid SD kelas 3, rumah mereka berada di bawah bukit Cariu yang berjarak kira2 2km dari sekolah mereka. Untuk mencapai sekolah mereka nebeng di mobil pickup orang, atau bila hari sial tak ada yang bisa di tebeng, mereka jalan kaki. Tak terasa dengan ngobrol selama 15 menit, capai akibat tanjakan bisa berkurang. Selain untuk penambah tenaga selama jalan2 bersepeda, choki2 juga bisa digunakan untuk berbagi kegembiraaan bersama teman2 cilik.

Perjalanan ke Cibubur
Perjalanan dilanjutkan dengan menuruni tanjakan cariu ke arah kabupaten Bogor. Setelah masuk daerah kabupaten Bogor, kesan pertama yang penulis peroleh adalah: jalan kabupaten bogor hancur berat. Dari tanjakan yang sangat mulus, beralih ke jalan yang penuh gelombang. Perjalanan sempat berhenti selama 1 jam unutk makan siang, yang langsung dilanjutkan kembali karena takut terjebak hujan. Akhirnya perjalana selesai hingga tiba di Cibubur jam 3 sore. Adik sudah menunggu didaerah perumahan Citra Gran, setelah mengepack sepeda, naik mobil, nyetir balik kejakarta....

sekian ceritanya...untuk rute bisa di klik disini rute bandung-cibubur

Komentar