Memulai lari saat saya Overweight

Sangatlah tidak mudah melihat rekan kerja mulai  semangat berolahraga, kadang saban weekend seluruh postingan medsos menunjukan rekan kantor saya berselfie dengan baju olahraga berlari atau melakukan aktifitas olahraga lainnya. Fenomena ini sering membuat "iri" bagi rekan-rekan yang berbadan berat (katagori Overweight), maksud hati mau menguruskan badan, tapi apa daya disaat mencoba googling, malah yang muncul : cara menurunkan berat badan dalam 1 minggu (dengan konsumsi obat), atau lari termasuk olahraga yang "tidak aman" bagi orang gemuk.

Hal-hal diatas pernah saya alami di tahun 2009 disaat saya menyelesaikan kuliah di Taiwan, aktifitas riset yang sangat padat dan penuh tekanan, menyebabkan berat badan saya naik dari 70kg menjadi 99,9 kg (ups  ditulis kayak begini karena ga pede nulis 100kg lebih :D). Meski saya pada dasarnya suka berolahraga (renang atau sepeda), tapi kebiasaan duduk selama bekerja dan makan disaat tekanan kerja tinggi menyebabkan kenaikan berat badan tidak terkontrol. sehingga segala cara saya usahakan agar bisa mengatur berat badan tubuh saya dikondisi stabil.

berikut sedikit hal yang saya lakukan diawal mulai lari, hingga bisa tetap aktif berlari sekarang ini:

1. You are not alone
     Ada banyak sekali orang yang menghadapi masalah yang sama dengan anda, takut memulai lari karena banyak sekali ketakutan-ketakutan. ada banyak resource memulai lari yang bisa dicari di internet. Dengan kata kunci : how to start running for a fat person, anda akan menemukan banyak sekali share orang, tips dari pakar untuk memulai lari dan WOW banyak sekali cerita sukses dari orang yang mengalami pengalaman sama dengan anda. 
Perlu sekali anda mencari partner lari agar anda bisa dapat tips lari yang benar. Ketakutan adalah wajar, perlu dicoba dan ditelaah sehingga diperoleh solusi tips lari yang sesuai dengan kita.

2. Alon-alon asal kelakon
       Diawal saya ikut lari, yang ada dimindset saya adalah  Saya mau lari 5km POKOKNYA!!!. Ternyata oh ternyata, baru aja lari 400m, nafas mulai terengah2, kaki sudah mulai pegal, jantung dan paru-paru berlomba megap2. Semakin dipaksa semakin stress. #Jreng... dan akhirnya melipir minggir, malas lari lagi. 
Disaat awal saya menghadapi pengalaman seperti ini, teman partner lari saya tertawa. Dia mengusulkan agar saya berlari dengan speed paling lambat, kalau masih belum kuat dan masih terengah2, coba melakukan aktifitas lari jogging 3 menit , jalan 2 menit dilakukan  secara berulang. Setiap kesempatan lari, saya direview sama rekan lari, apakah masih sesak (maklum saat itu berat badan 90kg lebih). Setelah trial 3-5 kali baru dapat feeling bagaimana mengatur kecepatan lari. Disaat nafas mulai sesak, mungkin sebagai indikator bahwa lari terlalu cepat, sehingga perlu diturunkan kecepatan larinya. Mendengarkan musik pun sebetulnya salah satu cara untuk mensinkronisasi nafas, gerak kaki, denyut jantung, emosi  (pengen cepat) dengan lagu. 
        Satu hal yang saya ingat dari pesan teman saya, lari dengan tidak menargetkan jarak melainkan cukup menargetkan waktu. Bisa aja diawal dimulai dengan mencoba berlari 30 menit (lari jogging + jalan). 

3. Positive Mental Attitude
     Mau menggerutu, mau ngedumel, mau marah, tidak konsisten (anget-anget tai ayam), ngantuk,  sering menjadi masalah diawal mau berlari. Beberapa kali keinginan lari memupus dikarenakan cuaca, mood, tekanan kerjaan yang menyebabkan jadwal lari terpaksa dibatalkan. Perlu kedewasaan berpikir, sebetulnya saya mau mencoba lari ini untuk apakah? untuk eksis medsos? biar dapat pacar (hehe ini juga salah satu motive saya dulu 😃)? atau hidup sehatkah? . Motivasi demi motivasi akhirnya menguatkan saya untuk berkomitmen. Awalnya seminggu 2 kali, karena jarak rumah dan track lari berjarak 1k, akhirnya saya pakai untuk berjalan kaki (mikirnya sambil pemanasan). Baru setelah di jogging track, saya melakukan pemanasan 5 menit, baru memulai lari kecil. Awal-awal lari, saya berkomitmen meluangkan waktu 1 jam, sehingga yang saya hitung 15 menit jalan ke jogging track, 5 menit pemanasan, 20 menit lari, 5 menit cooling down, 15 menit jalan balik ke rumah. Dalam 20 menit latihan lari sama sekali tidak dipikirkan untuk bisa menempuh jarak jauh, yang ada hanyalah lari dengan kecepatan  nyaman selama 20 menit (meskipun lari jogging+ jalan). 
       Perlu juga mental positif disaat kaki tiba-tiba ngambek diajak lari (ntah sakit sendi, otot pegal, tulang seperti sakit). Teman lari saya sangat tegas mengingatkan lebih baik pelan2, dan secepatnya stop (istirahat) bila ada dari bagian kaki sakit. 
         Mental positif perlu dibangun memang perlu di trigger diawal memulai lari, tapi disaat sedikit target2 lari bisa tercapai, maka pelan2 mental optimis mental positif semakin terpupuk. Mencatat millage latihan (beserta waktu), selain membentuk track record latihan, juga menjadi pencatat sejarah perkembangan lari anda. Sangat diharapkan untuk pelari pemula mau untuk memasang target yang terukur (contoh target lari hari ini: 20 menit lari 80% + jalan 20% ,etc).
          Mencari motivasi dengan melihat/mencontoh seseorang untuk dijadikan referensi dalam memulai lari sangat penting, tetapi saya lebih menganjurkan agar anda memulai karena muncul MOTIVASI DIRI (self-motivation). Karena motivasi diri ini yang bisa menjadi energi untuk tetap mau mencoba lari. 

4. Be your self 
      tetap menjadi diri anda sendiri , meski banyak yang mengetawai anda  disaat lari. Lari dengan badan gemuk, sangat menunjukan keJELEKan anda. Rambut berantakan, keringatan, bau badan, menyebabkan "PeDe" menurun. Nah masa2 seperti ini perlu juga diperhatikan agar tetap fokus pada lari. Sesekali membeli peralatan lari (kostum baju, sepatu, dll) juga diperlukan, selain untuk menunjang latihan lari, juga meningkatkan semangat untuk berlari.
       

5. JUST DO IT
     Maaf ini bukan iklan loh, cuma memang seperti itulah olahraga lari. Perlu ketetapan hati untuk langsung mencoba, beberapa kali saya melihat teman2 saya memulai suka lari karena lari menjadi salah satu ekspresi kebebasan individual. Disaat tekanan kantor (tidak bisa bebas karena dikekang deadline, atasan dll), tekanan rumah tangga. Bisa menyelinap pakai baju olahraga dan bersepatu lari selama 15-30 menit, menjadi kemenangan pribadi.  Muncul "guilty pleasure" karena bisa "be yourself ditengah hampitan keadaan". Bahkan saya sering menerima chatting dari teman dengan berkata "Oops I did it again !!!". (saat lari bisa dilakukan beberapa kali). 

6. Get Friend and Stay In Community
      Mencoba belajar lari dengan browsing di Internet jauh lebih melelahkan dan beresiko gagal. Sering kali pertanyaan : "sebelum lari apa sebaiknya makan dulu"?, "kenapa ya setiap saya mau lari kok kepingin #maaf Bok*r"?, "benar ga sih kalau lari membuat #maaf pay*dar* kendor (yang nanya cewek loh)", "sepatu seperti apa yang nyaman untuk saya pakai?", "saya malu kalau lari keringatnya banyak, bagaimana ya?". hehe terkesan silly, tapi hal simple pritilan pritilan ini banyak sekali muncul disaat lari. Disaat nyari di Internet atau buku, seringkali jawabannya ga OK. Perlu sekali berdiskusi dengan teman yang  sudah memulai lari lebih lama dari anda. Sharing pengalaman menjadi pelajaran berharga. Berdiskusi dengan teman lari, tidak hanya sekedar berdiskusi hal basic dalam lari, bisa juga membantu anda dalam mempersiapkan target lari, bahkan target lomba lari yang ingin diikuti. Disaat berlari bersama dengan teman  dalam lomba dan eksis di medsos, seringkali memberikan feeling this is My DAY (karena medsos anda di"like", di "tag", di "comment" oleh banyak orang).
        Selain itu, bergabung dengan komunitas lari bakal mendapat value lebih lagi. Di komunitas segala topik menjadi lebih variatif, dari pola hidup sehat, pola latihan fisik diluar lari, terkait peralat olahraga yang nyaman dan terjangkau secara finansial, teman curhat, bla bla bla. Kadang tulisan, sharing tersebut ga penting, atau menjengkelkan, tapi ada juga "knowledge" tersebut berguna disaat yang tidak terduga".  Seringkali komunitas menjadi Second Family, dimana insan komunitas bisa saling sharing, bisa saling care.

semoga tips diatas berguna, SELAMAT BERLARI.

harki






  
   

Komentar


  1. Kak saya sama seperti kakak, (berbadan gemuk diusia yg muda). Kendalanya di lingkungan rmh saya gk ada tempat untuk jogging track, krn komplek, "saya gk pede kak saat lari bukan krn takut diliat komok muka saya, tp krn badan saya yg gemuk jd banyak tetangga yg baru bangun ngeliatin saya yg sedang lari" gmn ya kak buat ngatasi rasa gk pede saya.

    BalasHapus

Posting Komentar